Supir taksi meminta nasihat saya?

Bismillah..

Beberapa hari lalu saat saya mengantar Eyang mengurus dokumen pensiun ada hal yang menarik. Supir taksi yang mengantar saya dan Eyang adalah seorang  bapak berusia 41 tahun. Selama dalam perjalanan, bapak ini tidak pernah berhenti berbicara. Hal apapun yang di lihatnya bisa menjadi sebuah cerita. Kami berhenti menunggu lampu lalu lintas menjadi hijau, bapak ini bercerita pengalamannya yang hampir kena tilang karena tidak tahu aturan belok kiri mengikuti lampu. Lalu cerita berpindah cepat tentang keluarganya. Lalu mengkomentari kondisi politik. Lalu ke hal-hal lain yang saya mulai kehilangan arah untuk mengikuti ceritanya.

Meski saya suka berinteraksi dengan orang, namun mendengarkan orang yang terlalu banyak bicara terkadang membuat energi saya terkuras cepat, melelahkan. Cerita bapak ini-pun hanya saya tanggapi seadanya "Oh" "Iya" "Hmm" dengan harapan bapak ini bisa menangkap maksud saya yang tidak ingin mendengar lebih banyak cerita. Jelas sekali bahwa bapak ini adalah orang auditori, dia menyukai suara, entah itu suara dia atau suara dari orang lain.

Hingga kemudian, bapak ini berkata "Mbak ini sepertinya orangnya kuat, pendiam tapi banyak mikir. Kira-kira mbak punya nasihat apa buat saya?" Wow, saya tidak menyangka akan mendapat pertanyaan seperti itu. Dan sepertinya saya baru memecahkan rekor keheningan dalam taksi tersebut, lebih dari 10 detik saya baru membuka suara "Mungkin kalau dari saya pak, karena kita hidup dengan hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, maka hanya ada satu hal yang masih bisa kita kendalikan yaitu sikap kita saat menghadapi sesuatu." Saya mengatakan perlahan-lahan berharap bisa mengulur waktu agar saya bisa selesai bicara saat tiba di tujuan saya yang sudah dekat.

"Oke, saya turun di depan situ pak" kata saya ketika lobby kantor Taspen yang mulai terlihat. Seketika bapak ini berkata "Boleh saya tunggu mbak? (supaya nanti tidak usah pesan taksi lagi)" "Ngga usah pak, saya kurang tau ini nanti lama atau engga ngurus dokumennya." "Wah mbak, padahal saya masih ingin dengar nasihatnya mbak" Saya hanya tersenyum dan menyerahkan uang selembar pecahan 100ribu "Terimakasih pak"

Emmm okeee, jadi conclusionnya apa?
Entahlah, coba simpulkan dengan prespektif masing-masing. Yang jelas perjalanan 20 menit kemarin adalah sesuatu yang baru bagi saya :D

Talk soon,
Dyah

Related Posts

There is no other posts in this category.